MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“SPIRAL MODELtugas kelompok 1”
Add caption |
kelompok 1
Di susun oleh:
- Habib ramdani putra
- Rojacky
- Verly Ali yulanda
- saepul bahri sueb
- sokhizatulloh
n
SEKOLAH TINGGI
INFORMASI MANAJEMEN DAN KOMPUTER
CIKARANG
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah
Spiral
Model baru ditemukan sekitar tahun 1988 oleh Barry Boehm pada artikel A
Spiral Model of Software Development and Enhancement. Spiral model adalah salah
satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh
model prototyping dan digabungkan dengan aspek sistimatis yang dikembangkan
dengan model waterfall. Tahap desain umumnya digunakan pada model Waterfall,
sedangkan tahap prototyping adalah suatu model dimana software dibuat prototype
(incomplete model), “blue-print”-nya, atau contohnya dan ditunjukkan ke user /
customer untuk mendapatkan feedback-nya. Jika prototype-nya sudah sesuai
dengan keinginan user / customer, maka proses SE dilanjutkan dengan membuat
produk sesungguhnya dengan menambah dan memperbaiki kekurangan dari prototype
tadi.
Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design menetapkan sistem global terlebih dahulu, baru diteruskan dengan detail sistemnya, sedangkan bottom-up design berlaku sebaliknya. Top-down design biasanya diaplikasikan pada model waterfall dengan sequential-nya, sedangkan bottom-up design biasanya diaplikasikan pada model prototyping dengan feedback yang diperoleh. Dari 2 kombinasi tersebut, yaitu kombinasi antara desain dan prototyping, serta top-down dan bottom-up, yang juga diaplikasikan pada model waterfall dan prototype, maka spiral model ini dapat dikatakan sebagai model proses hasil kombinasi dari kedua model tersebut. Oleh karena itu, model ini biasanya dipakai untuk pembuatan software dengan skala besar dan kompleks.
Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design menetapkan sistem global terlebih dahulu, baru diteruskan dengan detail sistemnya, sedangkan bottom-up design berlaku sebaliknya. Top-down design biasanya diaplikasikan pada model waterfall dengan sequential-nya, sedangkan bottom-up design biasanya diaplikasikan pada model prototyping dengan feedback yang diperoleh. Dari 2 kombinasi tersebut, yaitu kombinasi antara desain dan prototyping, serta top-down dan bottom-up, yang juga diaplikasikan pada model waterfall dan prototype, maka spiral model ini dapat dikatakan sebagai model proses hasil kombinasi dari kedua model tersebut. Oleh karena itu, model ini biasanya dipakai untuk pembuatan software dengan skala besar dan kompleks.
Model
spiral banyak digunakan dalam proyek-proyek besar. Untuk proyek-proyek yang
lebih kecil, konsep pengembangan perangkat lunak cerdas menjadi alternatif.
Militer AS telah mengadopsi model spiral untuk program Future Combat Systems.
The FCS Proyek ini dibatalkan setelah enam tahun (2003 - 2009), itu 2 tahun
iterasi (spiral). FCS harus memiliki 3 consecutive mengakibatkan prototipe
(satu prototipe per spiral - setiap 2 tahun). Saat itu dibatalkan pada
Mei, 2009
Untuk setiap solusi perangkat lunak kustom proyek, baik besar atau kecil, yang cocok
Untuk setiap solusi perangkat lunak kustom proyek, baik besar atau kecil, yang cocok
metodologi
pengembangan perangkat lunak adalah kebutuhan inti dalam pengembangan prosedur.
Every company employs a particular model to ensure the software development
process is implemented with ease and professionalism. Setiap perusahaan
mempekerjakan model tertentu untuk memastikan proses pengembangan perangkat
lunak diimplementasikan dengan mudah dan profesionalisme. One such methodology
is the spiral model. Salah satu metodologi adalah model spiral.Untuk setiap
solusi perangkat lunak kustom proyek, baik besar atau kecil, yang cocok
Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah kebutuhan inti dalam
pengembangan prosedur. Setiap perusahaan mempekerjakan model tertentu untuk
memastikan proses pengembangan perangkat lunak diimplementasikan dengan mudah
dan profesionalisme. Setiap perusahaan mempekerjakan Tertentu model untuk
memastikan proses pengembangan perangkat lunak dengan mudah diimplementasikan dan
profesionalisme. Salah satu metodologi adalah model spiral. Salah satu
model adalah Metodologi spiral.
Model spiral
menggabungkan desain dan prototyping-in-faktor tahap pengembangan software yang
sempurna proses berlangsung. Model spiral menggabungkan desain dan
prototyping-in-faktor tahapengembangan perangkat lunak berlangsung
proses yang sempurna .
BAB
II
ISI
2.1 Pengertian Spiral Model
§
Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana proses
digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari software
process.
§ Model spiral juga dikenal dengan model siklus hidup spiral, adalah siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) yang digunakan di Teknologi informasi. Model ini adalah kombinasi antara model prototipe dan model waterfall.
§ Model spiral juga dikenal dengan model siklus hidup spiral, adalah siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) yang digunakan di Teknologi informasi. Model ini adalah kombinasi antara model prototipe dan model waterfall.
§
Model spiral adalah proses pengembangan perangkat lunak yang menggabungkan
elemen-elemen dari kedua desain dan prototyping-in-tahap, dalam upaya untuk
menggabungkan keuntungan dari top-down dan bottom-up konsep-konsep. Juga
dikenal sebagai model siklus spiral ( pengembangan spiral), itu adalah metode
pengembangan sistem (SDM) yang digunakan dalam teknologi informasi (TI). Model
pengembangan ini menggabungkan fitur dari prototyping model dan model air
terjun. Model spiral dimaksudkan untuk proyek besar, mahal dan
rumit.
2.2
Wilayah tugas spiral model
Pada
spiral model, setiap Loop dibagi dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka
kerja yang disebut juga wilayah tugas, wilayah tugas tersebut terdiri antara
tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu :
1.
Komunikasi Pelanggan
Tugas
– tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang
efektif di antara pengembangan dan pelanggan.
2. Perencanaan.
Tugas–tugas
yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber–sumber daya, ketepatan waktu, dan
proyek informasi lain yang berhubungan.
3. Analisis Risiko
Tugas
– tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko – risiko, baik manajemen maupun
teknis.
4. Perekayasaan
4. Perekayasaan
.Tugas
– tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari
aplikasi tersebut.
5. Konstruksi dan peluncuran
.Tugas
– trugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, instalasi dan
memberikan
pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan
dan dokumentasi).
6. Evaluasi pelanggan
Tugas
– tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan
didasarkan pada evaluasi representasi software, yang dibuat selama masa
perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa pemasangan software.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Spiral Model
a. Kelebihan model Spiral
:
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama perangkat lunak
Komputer hidup
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama perangkat lunak
Komputer hidup
.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap
resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap
keadaan di dalam evolusi produk
.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi
resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius
b. Kelemahan model Spiral
1.
Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa
dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika
resiko
mayor tidak ditemukan dan diatur
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolut.
Konsep
Dasar UML
UML
(Unified Modeling Languange) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di
dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini disebabkan karena
UML menyediakan bahasa permodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang
sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah
dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagai dan
mengkomunikasikan rancangan mereka dengan orang lain.
UML
merupakan bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan menvisualisasikan
artifak dari proses analisa dan desain berorientasi objek. UML menyediakan
standar pada notasi dan diagram yang dapat digunakan untuk memodelkan sistem.
UML menjadi bahasa yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi dalam perspektif objek antara user dengan developer, developer dengan developer desain,
dan developer pemrograman. Pemodelan visual membantu untuk menangkap struktur
dan kelakuan dari objek, mempermudah penggambaran interaksi antara elemen dalam sistem, dan
mempertahankan konsistensi antara desain dan implementasi dalam pemrograman.
Component diagram
Component diagram yaitu
salah satu jenis diagram pada UML yang menggambarkan softwere pada suatu
sistem. Component diagram merupakan penerapan softwere dari satu ataupun
lebih class, dan biasanya berupa file data atau .exe, source kode, table,
dokumen dsb.
ini contoh dari component diagram
pertanyaan:
1.linda frasdiana : Contoh dari uml spiral model lainnya?
2. wiwi : jelaskan kelebihan spiral model ?
3. amdy : bagaimana cara mengembangkan spiral model di perusahaan anda
jawaban dari kelompok 1
1. linda fradiana :contoh dari uml spiral model
2. wiwi: kelebihan dan kekurangan spiral model:
a. Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama perangkat lunak
Komputer hidup.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap
resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap
keadaan di dalam evolusi produk.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi
resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
b. Kelemahan model Spiral :
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang
serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolut.
a. Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama perangkat lunak
Komputer hidup.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap
resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap
keadaan di dalam evolusi produk.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi
resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
b. Kelemahan model Spiral :
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang
serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolut.
3.amdy :
Memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengembangkan software
- Sistem pengendalian yang
kurang baik
-Biasanya pihak developer dan perusahaan berada pada satu pihak yang sama
sehinggapada tahap analisa resiko, mereka bisa sewaktu-waktu dapat membatalkan prosesrekayasa Jika
pihak developer adalah pihak di
luar perusahaan, maka akan timbulmasalah okum.
BAB 1V
PENUTUP
Kesimpulan,
Dari materi yang kita bahas dapat dambil kesimpulan sebagai berikut:
Dari materi yang kita bahas dapat dambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Model spiral adalah model pengembangan software dimana proses digambarkan dengan bentuk
spiral.
b. Model spiral adalah penggabunga model prototype dan model waterfall.
c. Wilayah spiral model terbagi menjadi 6 wilayah tugas yang terdiri dari :
b. Model spiral adalah penggabunga model prototype dan model waterfall.
c. Wilayah spiral model terbagi menjadi 6 wilayah tugas yang terdiri dari :
Ø Komunikasi Pelanggan
Ø Perencanaan
Ø Analisis Risiko
Ø Perekayasaan
Ø Konstruksi dan peluncuran
Ø Evaluasi pelanggan
d. Setiap metode SDLC mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam setiap